Sepasang siluman yang telah berwujud manusia Qing Jiao dan Bai Feng muncul di Gunung Hua Guo bersama Raja Siluman Kerbau dan tiga siluman lain untuk menyatakan kekaguman mereka pada Wukong. Gembira mendapat pujian, Wukong dan keenam siluman itu akhirnya menyatakan diri sebagai saudara sedarah.
Meski berwujud kera, ternyata ada yang lebih meresahkan Wukong : sebagai mahluk yang sakti, dirinya masih belum memiliki senjata andalan. Atas saran salah seorang saudara barunya, ia langsung bertolak ke Laut Timur untuk bertemu Ao Guang yang disebut-sebut memiliki banyak senjata sakti.
Langsung gentar karena telah mendengar reputasi Wukong, Raja Naga Laut Timur langsung menyuruh para pelayan mengeluarkan satu-persatu senjata miliknya. Sayang meski diakui sebagai benda sakti, senjata tersebut ternyata langsung bengkok begitu digunakan oleh Wukong.
Amarah Wukong nyaris saja meledak, namun Raja Naga Laut Timur, atas nasehat penasehatnya, buru-buru menunjukkan satu benda lain : tiang raksasa Jingu Bang yang biasa digunakan untuk mengatur arus lautan. Begitu didatangi Wukong, tongkat tersebut langsung bersinar terang dan menuruti semua permintaan sang raja kera.
Mendapat tongkat saja ternyata masih belum cukup, Wukong kembali menagih Raja Naga Laut Timur untuk memberinya pakaian terbaik. Dalam keadaan terjepit, Raja Laut Timur memanggil saudara-saudaranya sehingga Wukong mendapat : baju zirah emas, topi bulu phoenix, dan sepatu yang bisa digunakan untuk berjalan diatas awan.
Begitu kembali ke Gunung Hua Guo, Wukong langsung disambut oleh sorak-sorai rakyat kera dan keenam saudara/i angkatnya. Dipuji sebagai mahluk terhebat di atas Bumi, Wukong semakin jumawa dan langsung memamerkan kehebatan tongkat Jingu Bang yang bisa berubah-ubah bentuk dan ukuran sesuai dengan perintahnya.
Malamnya, Wukong merayakan kesuksesannya dengan minum-minum hingga mabuk berat. Saat terbangun, ia mendapati dirinya tengah dibawa ke Kerajaan Neraka. Tidak terima kalau dirinya dinyatakan sudah mati, Wukong langsung mengobrak-abrik tempat tersebut dan membuat Raja Neraka ketakutan.
Dengan suara tinggi, Wukong meminta penghuni kerajaan Neraka untuk mencari buku kematian yang bertuliskan namanya dan para kera. Raja Neraka yang berusaha mencegah tidak berdaya, ia hanya bisa terduduk lemas menyaksikan Wukong mencoret-coret buku kematian.
Kelakuan Wukong membuat keempat Raja Laut dan Raja Neraka menghadap ke Langit untuk bertemu Raja Giok. Sempat mempertimbangkan untuk mengirim pasukan Langit untuk menangkap sang kera sakti, Raja Langit dinasehati oleh Tai Bai Jinxing alias Dewa Venus untuk menggunakan cara yang lebih halus : menobatkan Wukong sebagai penjaga kuda di Langit.
Di Gunung Hua Guo, Wukong terlibat pembicaraan serius dengan Bai Feng alias Pian Pian mengenai wujud sang siluman kera. Dengan cerdas, Wukong menyebut bahwa jauh lebih bebas dan gembira menjadi binatang dibanding manusia yang kerap saling menyakiti satu sama lain.
Pembicaraan keduanya terhenti oleh kemunculan Raja Siluman Kerbau, yang memberitahu bahwa utusan dari Langit telah datang. Begitu Wukong muncul, Dewa Venus langsung memberitahu kabar baik yang dibawanya. Namun ajakan untuk datang ke Istana Langit ditanggapi berbeda oleh saudara/i sedarah Wukong, yang menganggapnya sebagai jebakan.
Namun, Wukong yang percaya diri menyebut siap mengacak-acak Istana Langit bila dirinya diperlakukan tidak adil. Sempat terjadi insiden di pintu masuk kalau saja Dewa Venus tidak mencegah, Wukong akhirnya bertemu dengan Raja Langit. Sikap Wukong yang seenaknya membuat para dewa terutama Dewa Pagoda Li Jing marah, namun sang siluman kera yang tidak kenal takut malah balik menantang.
Dengan arif, Raja Langit mampu menghentikan adu mulut antara Wukong dan Li Jing sambil memberikan tugas sebagai penjaga kuda pada sang siluman kera. Tidak sadar kalau jabatan tersebut adalah yang terendah di Istana Langit, Wukong menerimanya sambil melompat-lompat kesenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar