Rabu, 27 Januari 2010

Pilgrimage to the West Episode 3

Berkat keluwesan dan pengalamannya di Gunung Hua Guo, Wukong mampu mengerti perkataan para kuda yang dipeliharanya. Sempat terjembab jatuh dari punggung kuda putih yang ditungganginya, Wukong ditertawai oleh Nezha, dewa roda api yang tidak lain adalah anak Dewa Pagoda Li Jing.
Sempat adu mulut soal siapa yang lebih cepat, keduanya akhirnya bertanding : Wukong menunggangi kuda putih peliharaannya sementara Nezha membalap dengan roda api andalannya. Pertandingan keduanya sempat membuat Langit kacau, Dewa Pagoda Li Jing sempat kesal dengan sikap Wukong sebelum akhirnya terdiam karena sadar putranya Nezha ikut andil terhadap kekacauan yang terjadi.
Di Gunung Hua Guo, Siluman Naga Qing Jiao terus marah-marah sejak Wukong pergi. Tidak memperdulikan nasehat Siluman Bangau Bai Feng, ia nekat berusaha masuk ke Istana Langit. Dicegat oleh Dewa Penjaga Pintu, Qing Jiao tidak berkutik. Baru saja hendak pergi, tiba-tiba Wukong dan Nezha, yang masih terlibat adu balap, tiba di gerbang Istana Langit.
Atas siasat Wukong, Qing Jiao berhasil menyelinap masuk dengan menyamar sebagai pecut kuda. Di dalam, dengan sengaja ia menanyakan pada beberapa penghuni Istana Langit soal jabatan yang dipercayakan pada Wukong. Begitu tahu kalau tugas sebagai penjaga kuda adalah jabatan paling rendah, Wukong mengamuk dan langsung memutuskan untuk kembali ke Gua Hua Guo.
Begitu tiba, ia langsung disambut dengan gembira oleh Siluman Bangau Bai Feng dan Raja Siluman Kerbau, yang menyamar sebagai mahluk bertanduk satu. Wukong semakin terlena ketika dipanas-panasi dengan jubah kaisar, para saudara angkatnya langsung sepakat menyebut siluman kera itu tidak kalah hebat dengan Raja Langit.
Masih merasa terhina, ucapan tersebut bagaikan bensin yang disiram ke api, Wukong langsung memerintahkan para kera untuk membuat panji. Diikat dengan tongkat saktinya, panji tersebut diusung hingga terlihat ke Istana Langit, sebuah isyarat menantang kekuasaan Kaisar Langit.
Meski berat hati, Kaisar Langit tidak punya pilihan lain kecuali mengutus pasukan yang dipimpin oleh Li Jing untuk menangkap dan menghukum Wukong. Bukannya takut, aksi pasukan tersebut malah membuat Wukong tertawa. Bahkan, salah seorang utusan Dewa Pagoda yang ditugaskan menangkapnya dibuat tidak berkutik dan babak-belur.
Sadar kalau Wukong tidak bisa dihadapi dengan kekerasan, Nezha meminta ijin pada Dewa Pagoda untuk membujuk sang siluman kera. Wukong sempat terdiam ketika dijelaskan apa alasan dirinya hanya diangkat sebagai penjaga kuda, namun kesombongan telah membuat Wukong lupa diri.
Kesal karena nasehatnya tidak dituruti, Nezha akhirnya terlibat pertempuran dengan Wukong. Pertarungan sempat berlangsung seru, dan puncaknya adalah ketika Nezha mengeluarkan jurus pamungkasnya. Tidak mau kalah, Wukong mengikuti jurus tersebut. Bisa ditebak, dewa sehebat Nezha sekalipun bahkan bisa dikalahkan.
Nyaris saja diserang Siluman Raja Kerbau saat terluka, Nezha ditolong oleh Wukong yang tidak tega melihatnya tewas begitu saja. Begitu kembali menghadap Dewa Pagoda, Nezha memberanikan diri mengatakan bahwa apa yang terjadi pada Wukong adalah akibat ulah para dewa juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar